![]() |
| Ilustrasi Andrea Piacquadio / Pexels |
Apa itu CHMOD?
Perintah CHMOD di Linux adalah akronim dari (Change Mode) atau Pengubah Mode. Adalah suatu aturan perizinan (permission rule), yang berarti sebagai aturan batasan hak akses berkas (file) dan folder berdasarkan siapa pemilik, siapa user, dan siapa grup usernya. Perintah ini dapat ditemukan dalam penggunaan bahasa pemrograman C di sistem Unix dan teman-temannya. Contoh paling mudah ditemukan adalah adanya aturan (rule) ini, pada sistem operasi Linux.
Aturan (Rule) yang bisa diatur oleh chmod
Chmod memiliki 3 aturan (rule) utama yaitu :
- Read (R). Mengatur akses baca pada suatu berkas (file) / direktori. Digunakan agar user dapat membacanya atau menampilkan isi dari berkas (file) / direktori tersebut.
- Write (W). Mengatur akses tulis atau mengubah isi dari sebuah berkas. Juga akses untuk menambah berkas di sebuah direktori, juga bisa diatur oleh rule ini
- Execute (X). Mengatur akses untuk mengeksekusi sebuah berkas (file), khusunya file aplikasi atau program ataupun file binary. Juga mengatur akses masuk ke dalam pada sebuah direktori.
Kepada siapa aturan ini berlaku? Aturan ini berlaku untuk pengguna yang bersinggungan langsung dengan sistem linux, dapat disebut sebagai UGOA, yaitu akronim dari :
- User (U) adalah pengguna yang memiliki file atau direktori tersebut.
- Group (G) adalah pengguna-pengguna lain dengan kesamaan group dari pemilik file atau direktori tersebut.
- Other (O) adalah pengguna-pengguna lain yang tidak memiliki kesamaan grup dengan pemilik file atau direktori tersebut.
- All (A) adalah seluruh user.
Cara mengimplementasikan chmod
Sebelum mengetahui cara mengimplementaskan chmod pada sebuah file atau direktori. Ada aturan lain yang harus diketahui tentang cara mengimplementaskan chmod ini. Aturan itu adalah mengkonversi setiap aturan (rule) menjadi sebuah angka. Berikut adalah aturannya :
- Read (R) dikonversikan menjadi angka 4 (empat).
- Write (W) dikonversikan menjadi angka 2 (dua).
- Execute (X) dikonversikan menjadi angka 1 (satu).
Setelah mengetahui aturan konversi setiap rule chmod, berikut ini adalah cara mengimplementasikan chmod. Perintah dasarnya adalah :
chmod [aturan perizinan dalam angka untuk User & Group & Other] namafile.ekstensifile atau nama_direktori
Contohnya :
chmod 755 file.txt
Arti dari perintah diatas adalah, memberikan file.txt aturan perizinan sebagai berikut :
- 7 (perizinan penuh, yaitu Read, Write, dan Execute) bagi User pemilik file.
- 5 (Perizinan Read dan Execute) bagi user yang bukan pemilik file, namun dalam grup yang sama.
- 5 (Perizinan Read dan Execute) bagi user lain atau publik.
Contoh lainnya :
chmod 644 public_html
- 6 (Perizinan Read dan Write) bagi user pemilik atau pembuat direkori tersebut.
- 4 (Perizinan hanya Read) bagi user dalam grup yang sama.
- 4 (Perizinan hanya Read) bagi user lain atau publik.
Dari kedua contoh diatas, kita juga bisa menambah perizinan dengan lebih spesifik. Contohnya sebagai berikut :
chmod o+w file.txt
- 7 (perizinan penuh, yaitu Read, Write, dan Execute) bagi User pemilik file.
- 5 (Perizinan Read dan Execute) bagi user yang bukan pemilik file, namun dalam grup yang sama.
- 7 (Perizinan penuh, yaitu Read, Write dan Execute) bagi user lain atau publik.
Contoh lain :
chmod o+w public_html
- 6 (perizinan Read, Write) bagi User pemilik atau pembuat direktori tersebut.
- 4 (Perizinan Read dan Execute) bagi user dalam grup yang sama.
- 6 (Perizinan Read, Write) bagi user lain atau publik.
Contoh lain :
chmod o-w file.txt
- 7 (perizinan penuh, yaitu Read, Write, dan Execute) bagi User pemilik file.
- 5 (Perizinan Read dan Execute) bagi user yang bukan pemilik file, namun dalam grup yang sama.
- 5 (Perizinan Read dan Execute) bagi user lain atau publik.
Apa hubungannya CHMOD dengan website?
Setelah sedikit mengenal apa itu chmod, contoh-contoh penggunaan dan pemberian aturan perizinan menggunakan chmod. Akan keluar pertanyaan lain. Apa hubungannya chmod dengan sistem website? Jawabannya adalah karena banyak server hosting website memakai sistem operasi Linux. Dengan chmod, maka akses perizinan file dan direktori website kita yang dipublikasikan ke umum atau internet, bisa diatur, sehingga lebih dapat mengamankan sistem website kita. Contoh lain, misal, aplikasi website kita memiliki fitur unggah (upload), maka sudah seharusnya direktori tujuan unggah berkas itu memiliki hak akses Write (W). Sementara untuk berkas lain yang bersifat konfigurasi, sudah semestinya memiliki hak akses Read (R), dan tidak dapat di tulis dan di eksekusi bagi user lain atau publik. Terima kasih.
Baca juga :
1. Membuat Bootable Linux di Windows.
2. Menginstal Aplikasi Upwork Desktop Linux.
