Tinjau ulang pertandingan Bhayangkara FC VS PSIS Semarang (Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY) 26 November 2021, Pukul 20:30.

Kali ini, saya akan menuliskan laporan pertandingan antar Bhayangkara FC vs PSIS Semarang dilanjutan BRI Liga 1 2021 pekan ke 14.

A.   Pengantar Pertandingan.

Lanjutan pertandingan BRI Liga 1 2021 antara Bhayangkara FC melawan PSIS Semarang terjadi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY. Bhayangkara sedang bercokol di posisi pertama klasemen sementara BRI Liga 1 dengan 29 poin. Sementara PSIS Semarang berada di posisi 5 dengan 23 poin.

Bhayangkara menurunkan pemain-pemain bintangnya, karena di bangku cadangan pun, mereka memiliki pemain dengan kualitas yang tidak kalah bagus, sebut saja Renan Silva, Hansamu Yama yang berlabel timnas, ada juga Andik Vermansyah, menjadikan Bhyaangkara FC sebagai skuad mewah dikompetisi BRI Liga 1 tahun ini.

Sementara PSIS Semarang, menurunkan kekuatan utamanya, hanya tidak ada Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga yang sedang membela Timnas untuk persiapan Piala AFF 2021. Dibangku cadangan ada Fandi Eko, Aqsho, Reza Irfana, Andreas Ado, M. Rio Saputra, yang dipertandingan ini, menjadi pemain pengganti di babak kedua.

B.   Jalannya Pertandingan Babak 1.

Pertandingan babak pertama di 10 menit awal masih menarik, dengan terjadinya beberapa kali jual beli serangan antara kedua tim. Disini, saya melihat serangan Bhayangkara FC lebih berbahaya dan konsisten dengan ujung tombak mereka Dendy Sulistyawan dengan sokongan Adam Alis di sayap serang kiri, dan Sani Rizki Fauzi di sayap serang kanan yang tak hanya melepaskan umpan silang, cup back, dan sesekali menusuk ke dalam jantung pertahanan PSIS Semarang.

Sementara PSIS Semarang sesekali mengandalkan serangan balik yang memang berbahaya, dan saya mencatat ada 1 peluang yang sangat emas dimiliki PSIS Semarang lewat kombinasi dengan memanfaatkan kesalahan barisan pertahanan Bhayangkara FC. Dengan kombinasi Bruno – Hari Nur, PSIS mendapatkan kesempatan emas itu, saying tendangan Hari Nur yang lemah masih bisa diantisipasi dan tendangan Bruno yang mengenai tiang dekat juga masih bisa diamankan oleh Bhayangkara FC.

Setelah 15 menit hingga 40 menit babak pertama, jalannya pertandingan banyak terjadi di lini tengah. Pertarungan kedua gelandang terjadi dan banyak pelanggaran terjadi. Di masa ini, PSIS Semarang banyak memegang bola dengan tujuan untuk menguasai dan sepertinya bertahan dan menunggu celah atas keteledoran pemain Bhayangkara FC. Sementara, lawannya, banyak mengeksplorasi dan menekan pemain-pemain PSIS semarang agar saat kesalahan misalnya passing mereka lakukan, bisa dengan cepat Pemain Bhayangkara menyerang dan membahayakan Gawang PSIS yang dikawal Jandia. Di menit-menit akhir Babak kedua, PSIS mulai mengencangkan serangannya lagi, dan saya kira berhasil menekan Bhayangkara FC dengan baik. Sementara itu Bhayangkara FC juga tidak mengendorkan serangan. Alhasil, 0-0 sama kuat menghiasi babak pertama pertandingan ini.

C.      Jalannya Pertandingan Babak 2.

Mulainya babak kedua, permainan kedua tim masih sama seperti pertengahan babak pertama. PSIS mulai melakukan pergantian pemain menit 58-60. Dan berangsur-angsur 5 pemain masuk dengan teratur. Fandi Eko menggantikan Jonathan yang bermain agak kesusahan karena dijaga Lee Yu Jun. Eka Febri digantikan Reza Irfana. Vedhatama digantikan M. Rio yang selanjutnya M. Rio bertukar posisi dengan Wahyu Prast yang diplot sebagai full back kanan. Aqsho menggantikan Frendi di posisi Full back kiri. Lalu masuk Andreas Ado yang menggantikan Hari Nur yang mana pada malam ini, kurang kelihatan tajinya. Karena lawannya adalah Putu Gede Juni antara, full back kanan Bhayangkara FC. Di 20 menit pertandingan babak kedua berjalan, Bhayangkara FC masih mendominasi penyerangan, dan beberapa kali gawang PSIS semarang diancam. Beruntung PSIS semarang memiliki Jandia yang kenyang akan pengalaman. Di pertengahan babak kedua ini, juga kedua tim banyak melakukan pelanggaran. Sehingga menghambat jalannya pertandingan, PSIS mendominasi kartu kuning sebanyak 7 kartu kuning, dan Bhayangkara FC mendapat 2 kartu kuning dan 1 kartu merah yang diberikan pada Lee Yu Jun setelah tak mampu menahan emosi dengan mencakar muka dari Fingki Pasamba dalam sebuah perebutan bola. Alhasil bhayangkara bermain dengan 10 orang. Namun tidak mengurangi daya serangnya.

Malah Bhayangkara FC memasukkan penyerang muda lainnya yaitu Titan Agung. Di penghujung Babak kedua, PSIS memiliki beberapa peluang emas yang menyibukkan Awan Setho. Bisa dibilang PSIS ngegas di menit akhir, namun sayang, semua peluang berhasil dimentahkan oleh barisan pertahanan The Guardian. Dan pertandingan dengan tambahan waktu 4 menit ini, berakhir imbang.

D.    Kepemimpinan Wasit.

Kepemimpinan wasit dipertandingan kali ini menurut saya bagus. Dengan status sebagai wasit FIFA dan dibantu oleh 2 hakim garis dengan lisensi PSSI. Menurut saya berhasil memimpin pertandingan ini dengan baik. Pemberian kartu pada pelanggaran-pelanggaran kedua tim menurut saya bisa ditingkatkan lagi, karena pemain Bhayangkara juga banyak membuat pelanggaran yang mungkin tidak terlihat oleh wasit tetapi dapat dilihat dengan jelas oleh penonton dari rumah seperti kami.

Untuk kartu merah Lee Yu Jun, menurut saya sudah tepat. Kedua pemain memang terlibat, namun feedback dari Lee yang menurut saya tidak perlu, dan pantas mendapatkan kartu merah secara langsung, dan Fingky Pasamba mendapatkan kartu kuning. Pertandingan memang keras. Banyak pelanggaran, tapi berkat kepemimpinan wasit, pertandingan bisa dibilang lumayan enak ditonton. Dan menghibur. Dari kacamata penikmat sepakbola, saya menilai kepemimpinan wasit dari skala 1-10 adalah (7.8/10). Semoga bisa terus meningkat dan semakin banyak wasit FIFA di BRI Liga 1. Dan semoga wacana penambahan wasit bisa terlaksana.

E.    Kesimpulan Pertandingan dan saran untuk PSIS.

Pertandingan yang keras dan bisa dibilang lebih dominan Bhayangkara FC karena memang mereka adalah tim kuat baik diatas kertas maupun di dalam lapangan. Wajar mereka memimpin klasemen BRI Liga 1. Saya rasa, pelatih Bhayangkara FC memang baik, dan materi pemain yang dimilikinya, sedikit diatas materi pemain PSIS Semarang. Tapi bukan berarti PSIS Semarang bermain lebih buruk, tidak. PSIS Semarang bermain baik hari ini, hanya menurut saya kurang berani untuk menusuk ke pertahanan Bhayangkara FC. Jadi peluang yang didapatkan PSIS Semarang tidak banyak. Bagaimana ingin membuat Gol bila peluang saja sedikit. Mungkin faktor dari gelandang Bhayangkara FC yang berhasil memfilter serangan dari PSIS Semarang juga ikut andil dalam hasil pertandingan ini. Kedua fullback Bhayangkara FC juga amat kuat. Didukung oleh low performe dari pengatur serangan PSIS Semarang, Jonathan, yang di pertandingan kali ini didorong sedikit lebih maju kedepan, tepat berada di belakang sector penyerangan PSIS, dan membuatnya langsung berhadapan dengan 2 gelandang bertahan Bhayangkara FC yang baik dan lugas. Jadi kontribusi dan daya kreatifitas permainan PSIS sedikit berkurang. Saya rasa Jonathan ini permainannya seperti Andrea Pirlo, maestro deep lying playmaker legendaries dunia, yang mengatur permainan di belakang, atau bisa dibilang di 2/3 pertahanannya sendiri.

Untuk pertahanan sudah bagus, tapi masih terlalu berani memainkan bola di depan jantung pertahan sendiri yang mana itu sangat berbahaya. Dan sering memberikan bola direct ke depan. Memang ini terjadi karena gelandang PSIS banyak di cover oleh pemain Bhayangkara di tengah jadi tidak ada space disana. Menurut saya, Riyan Ardiansyah bisa masuk menggantikan sayap. Karena menurut saya lebih berani menusuk dan skill full, berani pegang bola. Dan menyuplai bola ke Bruno lebih baik. Dan jangan lupakan Brian Ferreira yang menurut saya setipe dengan Riyan Ardiansyah, walaupun bukan tipe pemain cepat. Karena permainan PSIS cenderung membosankan ya bisa dibilang, karena strateginya menunggu dan melakukan serangan balik. Serangan balik PSIS sangat bagus, semoga bisa semakin berkembang dan memenangkan pertandingan kedepan.

Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama