- Golongan yang percaya akan adanya virus ini, lalu melakukan dan menuruti aturan prokes dengan ketat dan sempurna.
- Golongan yang percaya akan adanya virus ini, lalu melakukan dan menuruti aturan prokes dengan setengah-setengah.
- Golongan yang tidak percaya akan adanya virut ini, tapi masih mau melakukan dan menuruti aturan prokes dengan setengah-setengah (biasanya karena tuntutan pekerjaan dan norma sosial).
- Golongan yang tidak percaya akan adanya virus ini, dan tidak melakukan dan menuruti aturan prokes yang berlaku. (ada yang menyebalkan dari golongan ini, beberapa masyarakat mengaku tidak percaya, tapi berlaku tidak adil dengan masyarakat yang terpapar virus, mereka meminta penyintas untuk melakukan prokes agar mereka golongan yang tidak percaya virus tidak terpapar, tapi tidak membantu penyintas dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi menghakimi dengan seenak jidat para penyintas di linkungannya).
Perlakuan tidak tegas dari pemerintah juga bisa menjadi salah satu sebab tidak redanya wabah pandemi di Indonesia ini. Menurut saya, ada beberapa sebabnya, antara lain :
- Tidak tegas memberlakukan aturan.
- Tidak tegas memberlakukan sanksi.
- Tidak jelasnya penanganan penyintas Covid19.
- Tidak jelasnya data Covid19 (Penderita, Sembuh, Meninggal)
- Tidak jelasnya proses vaksin yang digelar, terutama tentang pemerataan penerima vaksin (Tua - Muda, Karyawan - Non Karyawan, Pribumi - Pendatang, dan lainnya).
Mau sampai kapan seperti ini?
Setelah setahun lebih penanganan Covid19 yang seperti ini-ini saja, akhirnya saya terpapar virus ini. Pertama kali saya menduga awal mula terpapar virus ini saat saya sedang lari pagi, dan kebetulan, saya melewati PUSKESMAS, entah kenapa saya biasa saja ketika melewatinya, tanpa sedikitpun takut dan curiga kalau akan terpapar virus di PUSKESMAS itu, saya hanya melewatinya, tidak lebih. Tapi akhirnya, saya terpapar. Tanggal 27 Juni.
Karena merasa badan tidak enak, dan menduga sudah terpapar virus Covid19, saya melakukan SWAB Antigen Tanggal 29 Juni pada siang hari, setelah saya mendapat hasil positif, Istri tercintaku menangis ({}) sore harinya, saya melakukan SWAB PCR, membeli vitamin dan obat-obatan untuk saya, dan menunggu hasil SWAB PCR 2 hingga 3 hari kedepan.
![]() |
| Hasil Swab PCR saya dengan hasil positif |
Setelah mendapat hasil SWAB Positif, saya dan keluarga melakukan isolasi mandiri, beberapa hari mendapatkan lauk untuk makan dari keluarga terdekat, terima kasih yaa. Dan juga bantuan berupa sembako oleh kumpulan RT 05/06. Terima kasih segalanyaaa. Beberapa tetangga ada yang bersikap biasa saja dengan menggunakan masker atau tidak menggunakan masker, mungkin karena tinggal di daerah yang tinggi akan sebaran covid, bahkan beberapa kali menjadi zona merah, banyak tetangga kami yang bisa dibilang "Terbiasa" dengan adanya tetangga yang terpapar virus ini. Ada juga tetangga yang merasa takut setiap kali, keluarga kami keluar rumah untuk berjemur, padahal kami pun berjemur di dalam pagar. Entahlah. Tetap waspada harus dan selalu, tapi jangan terlalu merasa takut, sepertinya itu yang tepat.
Oiya, beberapa hari kemudian, setelah saya terpapar virus, anggota keluarga yang serumah dengan saya juga terpapar virus yang sama. Maafkan saya yaa.
Di paragraf ini saya akan memberikan catatan gejala yang saya rasakan selama terpapar covid19. Sebelumnya, catatan gejala ini saya tulis di notes handphone saya, berikut jabarannya :
27/6 tenggorokan sakit
28/6 badan sakit, pusing, dan lemas
29/6 badan sakit, pusing, hidung mampet dan meler, dan lemas (hari swab antigen dan pcr)
30/6 badan sakit, pusing, hidung mampet dan meler, demam, indra perasa dan penciuman sempat hilang dan lemas
1/7 badan sakit, pusing, hidung mampet dan meler, demam, dan lemas
2/7 badan sakit, pusing sedikit, hidung mampet dan meler, demam, dan lemas
3/7 badan sakit, pusing sedikit, hidung mampet sedikit, dan lemas
4/7 badan sangat sakit, pusing sedikit, demam sedikit, lemas, indra perasa seperti kebal
5/7 badan sakit sedikit, pusing sedikit, demam sedikit, lemas, hidung mampet sebelah, beberapa kali batuk seperti batuk berdahak.
6/7 badan lemas, pusing, sakit kepala sedikit, batuk kering
7/7 badan sedikit lemas, pusing sudah tidak, batuk kering
8/7 badan sudah tidak sakit, batuk kering sesekali
9/7 sudah merasa sehat
10/7 semakin sehat
Dalam menanggapi terpaparnya saya dan keluarga, kami sekeluarga mengkonsumsi beberapa vitamin, obat, dan rempah-rempah, berikut saya sebutkan :
A. Vitamin :
1. Imunea
2. Redoxon
3. Hevit C
4. Sentry Multivitamin
5. California Gold Nutrition D3
B. Obat :
1. Panadol merah
2. Panadol biru
C. Rempah-rempah :
1. Rempah campuran jahe, jeruk nipis/peras, madu 2x atau 1x sehari
2. Air kelapa hijau/muda + garam + madu 2x atau 1x sehari
3. Habbatusauda
Setelah merasa tubuh lebih baik dan gejala semakin ringan dan berkurang, saya menghubungi kembali pihak PUSKESMAS, dari pengalaman penyintas yang lain di lingkungan saya, saya dan keluarga harus memiliki Surat Keterangan sudah isolasi mandiri di rumah selama 2 minggu, terhitung dari anggota keluarga terakhir yang melakukan swab test dan hasilnya dinyatakan positif.
Dari pengalaman saya selama menjadi penyintas Covid19 sekeluarga, saya menyimpulkan bahwa virus ini memang ada, dan sangat berbahaya bagi penyintas yang memiliki penyakit bawaan yang bisa dibilang serius seperti sakit paru-paru. Selain karena virus ini menyerang imun dan membuat penderitanya kewalahan dan lemas, saat terpapar, juga membuat tidak nafsu makan dan beberapa saat indra penciuman dan perasa hilang. Segera lakukan test swab, atau menghubungi pihak PUSKESMAS, RT/RW di lingkungan mu saat setelah hasil test swab mu keluar apabila hasilnya positif yaa. Dan segera mengisolasi mandiri dirumah, kalau bisa isolasi sendiri di kamar atau ruang atau lantai terpisah agar anggota keluarga lain tidak terpapar. Selalu gunakan masker, dan menjaga prokes yang berlaku. Dsn semoga kita semua selalu sehat dan pandemi ini dapat segera berakhir agar kita semua bisa kembali beraktifitas dan berkegiatan seperti sedia kala. Aamiin. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
